Makalah Pengetahuan
Lingkungan
“Pencemaran
sampah”
Oleh
FAISAL HAKIM
D
51113032
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNK GOWA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
TAHUN 2013 / 2014
ABSTRAK
Penulisan makalah ini merupakan hasil
dari rangkuman beberapa materi pembahasan literatur, referensi, dan berbagai
media informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sehingga
diharapkan dapat menjadi suatu pengembangan yang lebih luas mengenai
makalah dengan materi “Pencemaran Sampah” dipinggiran kota Makassar
Makalah
ini adalah suatu penerapan dan
pengaplikasian pembelajaran yang akan dipahami dan di
pelajari dalam kehidupan sehari-hari misalnya, dalam mata kuliah Pengetahuan
Lingkungan dengan materi
pembahasan Pencemaran Sampah,
dimana materinya mengenai beberapa aspek
sampah dan pencemarannya.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh,
Puji
syukur kehadirat Allah Swt. senantiasa kita haturkan padanya, atas rahmat dan
inayahnyalah berupa kesehatan, kesempatan, dan ilmu yang dilengkapi dengan iman
dan takwa. Salawat dan taslim tak lupa pula kita kirimkan untuk junjungan kita
nabiullah Sallallahu Alaihi Wasallam dengan rahmatan lil alaminnya pada seluruh
ummat di pelosok dunia.
Rasa terima kasih kami
pula terhadap para pembimbing yang bersedia membagi ilmu dan waktunya dalam
memberikan pengajaran yang diawali motifasi terhadap makna dari materi
Pengetahuan Lingkungan
yang dibawakan. Saya
selaku tunas bangsa yang masih hijau
sekaligus generasi penerus bangsa berupaya semaksimal mungkin untuk lebih
terampil dan kreatif sera inovatif
dalam proses pembelajaran baik teori maupun praktikum yang dilaksanakn baik
didalam maupun diluar kampus sehingga mampu menjadikan negara yang awalnya berkembang menjadi
maju dengan kualitas ilmu yang dibarengi tekhnologi.
Atas dasar itulah saya sebagai penulis menyelesaikan makalah ini “ Pencemaran
Sampah Dipinggir Kota Makkasar.
Dan semoga makalah
ini mampu menjadikan awal semangat bagi para mahasiswa, terkhususnya saya sendiri sebagai penulis.
Dengan terselesainya
penyusunan makalah
ini, masih terdapat kekurangan sebagaimana yang juga dijelaskan didalamnya.
Oleh sebab itu, kritik dan saran masih diharapkan agar penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi dari
sebelumnya.
WAssalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Gowa, 14 September 2013
penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
………………………………………………....…………................................
ABSTRAK..................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ………………..........................................................................................
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………....................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
LATAR BELAKANG
……………………………………………….................................................
RUMUSAN
MASALAH……………………………………………..................................................
TUJUAN
....................................................................................................................................
MANFAAT .................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
...........................................................................................................
a.
Pengertian
Sampah..................................................................................................
b.
Pengertian
Pencemaran ..........................................................................................
c.
Dampak
sampah bagi manusia dan lingkungan .....................................................
d.
Bahaya
sampah bagi manusia dan lingkungan.......................................................
e.
Usaha
pengendalian sampah..................................................................................
f.
Peran
pemerintah dalam menangani sampah ........................................................
g.
Kompas
alternatif problem sampah.........................................................................
h.
Dampak
positif dan negatif sampah.........................................................................
i.
Metode
pembuangan sampah.................................................................................
j.
Fenomena
sampah dan persoalannya.....................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................
KESIMPULAN DAN
SARAN......................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu faktor
yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap
menjadi urusan besar bagi bangsa Indonesia terutama masyarakat Makassar dan
sekitarnya. PR tersebut adalah faktor pembuangan limbah sampah yang tidak
terkendali. Sampah telah menjadi faktor yang paling berbahaya saat ini. Manusia
memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi berbagai ha l yang
mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul berbagai bentuk
ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca indera kita, yaitu berbagai jenis racun
yang dibuat oleh masyarakat atau manusia sendiri.
Sampah diartikan sebagai benda yang sepele yang tidak dipakai, tidak
diinginkan, dan dibuang yang berasal dari
aktivitas dan tidak lainnya bersifat padat. Kita masih banyak beranggapan bahwa
sampah ini merupakan barang sepele dan membuangnya sesuka hati kita di mana saja
kita berada. Tidak jarang kita melihat pemakai jalan raya seenaknya saja
membuang sampahnya di depan dagangannya tanpa merasa risih. Di pinggir jalan
terlihat tumpukan sampah yang menyerupai gunung kecil berada terpencar-pencar,
di pari-parit terlihat dipenuhi bermacam-macam sampah.
Dari kejadian ini sementara penulis baranggapan bahwa masyarakat masih belum menyadari bahwa sampah yang
dibuang ini mempunyai dampak terhadap kesehatan masyarakat bahkan pencemaran pada lingkungan mereka.
B.
TUJUAN
Adapun
tujuan ditulisnya makalah ini yaitu:
Dengan penulisan malakah ini, di harapkan
penyusun yang sebagai ahli dalam hal ini dapat memahami dan mempresentasikan
pemahamannya mengenai pencemaran sampah kepada pembaca atau masyarakat dan
khusunya kepada para mahasiswa setingkat.
Setelah mempelajari malakah ini di harapkan
dapat dipahami seluruh isi meterinya oleh pembaca dan terkhusus saya sendiri
sebagai penulis dalam makalah ini.
1.
Meneliti apa
yang dimaksud dengan sampah;
2.
Meneliti apa
yang dimaksud dengan pencemaran;
3.
Meniliti apa
saja bagian-bagian dari sampah;
4.
Meniliti
bagaiamana dampak sampah bagi kehidupan manusia;
5.
Meniliti
bagaiamana bahaya sampah plastik bagi kesehatan dan lingkungan;
6.
Meniliti
bagaiamana cara mengtasi sampah;
C. RUMUSAN
MASALAH
Adapaun rumusan masalah pada penulisan makalah ini yaitu
:
1. Apakah yang di maksud dengan sampah dan pencemaran ?
2. Apa saja bagian – bagian sampah?
3. Bagaimana dampak sampah bagi kehidupan?
4. Bagaimana bahaya sampah plastic bagi kesehatan dan lingkungan?
5. Bagaimana cara mengurangi sampah?
1. Apakah yang di maksud dengan sampah dan pencemaran ?
2. Apa saja bagian – bagian sampah?
3. Bagaimana dampak sampah bagi kehidupan?
4. Bagaimana bahaya sampah plastic bagi kesehatan dan lingkungan?
5. Bagaimana cara mengurangi sampah?
D. MANFAAT
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca akan
mengetahui dan mampu memahami bagaimana bahaya sampah terhadap lingkungan dan
kehidupan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak
mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”.
Jadi sampah adalah suatu bahan
yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses
alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen,
Ecolink, 1996).
Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:
Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:
1.
Rumah
tangga
2.
Kegiatan
komersial pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, dan restoran
3.
Fasilitas
sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik,
puskesmas
4.
Fasilitas
umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan
5.
Industri
6.
Hasil
pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, dan pantai.
Sampah pada pada umumnya dapat
di bagi menjadi dua bagian
a. Sampah organik
sampah organik (biasa disebut
sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah Organik terdiri dari
bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan
dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah
diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan
bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.
Gambar 1.1
Dimana gambar diatas merupakan sisa
makanan yang nantinya akan menjadi sampah Organik
Gambar 1.2
Gambar diatas merupakan sampah organik
yang telah mengalami pembusukan dimana dampaknya memengaruhi pencemaran udara
dan lingkungan
b.
Sampah
Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari
sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses
industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh
alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat
lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol,
tas plsti. Dan botol kaleng
Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.
Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.
Gambar 1.3
Gambar diatas merupakan sampah
Anorganik yang menumpuk sehingga menimbulkan pemandangan yang tidak enak dan
bahkan dapat menyebabkan lingkungan tak sehat
B.
Pengertian pencemaran
Pencemaran adalah masuknya makhluk
hidup, zat,
energi atau
komponen lain ke dalam air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida
disengaja. Pencemaran juga dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air
atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/
udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan
laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Zat atau bahan yang
dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang salah satu contohnya
adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut
derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses
alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut
jenis-jenisnya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat
kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas
beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh
aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencemaran
lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari,
namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan
pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap
lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
C.
Dampak sampah Bagi Manusia dan
Lingkungan
Sudah kita sadari bahwa
pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan
manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan
perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan.
Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang
tidak sedikit.
1. Dampak bagi kesehatan Lokasi
dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik
bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang
dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut: Penyakit diare, kolera, tifus
menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan
tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic
fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
2. Dampak Terhadap Lingkungan Cairan
rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan
lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan
gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam
konsentrasi tinggi dapat meledak.
3. Dampak terhadap keadaan social
dan ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas). Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas). Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
C. Bahaya Sampah
Plastik bagi Kesehatan masyarakat dan
lingkungan
Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan
Lingkungan
Sampah adalah Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia diantaranya adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.
Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga.
Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
Sampah adalah Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia diantaranya adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.
Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga.
Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
Jika dibakar, sampah plastik
akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses
pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin.
Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain
memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan
memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat
saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang
terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar
kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini
dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali
lipat! Coba kita bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah
terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah kita? Setiap tahun, sekitar
500 milyar – 1 triliyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia.
Diperkirakan setiap orang
menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya (coba kalikan dengan jumlah
penduduk dikota kita masing-masing!) Lebih dari 17 milyar kantong plastik
dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya.
Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota
besar.
Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya.
Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya.
Proses produksinya sangat
tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA),
sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.
E. Usaha
Pengendalian Sampah
Untuk menangani permasalahan
sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar.
Teknologi landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan
akibat sampah, justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan
tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai
tahap yang membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi
lingkungan.
Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume sampah yang akan diolah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya, lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai.
Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan. Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator.
Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume sampah yang akan diolah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya, lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai.
Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan. Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator.
Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa ( fly ash dan bottom ash ) dibandingkan dengan volume sampah semula.
Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat, dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan ke atmosfer harus dipertimbangkan. Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya kanker, sistem kekebalan, reproduksi, dan masalah pertumbuhan.
Global Anti-Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa insinerator juga merupakan sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat, yang mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran.
Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas, maka paradigma penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk dibuang begitu saja harus diubah. Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
F.
Peran Pemerintah Dalam
Menangani Sampah
Dari perkembangan kehidupan
masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan masalah sampah tidak dapat
semata-mata ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota). Pada
tingkat perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini memerlukan pergeseran
pendekatan ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang pada gilirannya
memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah.
Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah.
Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah.
Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat karena mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi :
Ø Penetapan instrumen kebijakan
:
v Instrumen regulasi, penetapan
aturan kebijakan (beleidregels), undang-undang dan hukum yang jelas tentang
sampah dan perusakan lingkungan.
v instrumen ekonomik: penetapan
instrumen ekonomi untuk mengurangi beban penanganan akhir sampah (sistem
insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang
menghasilkan sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan
Ø Mendorong pengembangan upaya
mengurangi (reduce), memakai kembali (re-use), dan mendaur-ulang (recycling)
sampah, dan mengganti (replace);
Ø Pengembangan produk dan
kemasan ramah lingkungan;
Ø Pengembangan teknologi,
standar dan prosedur penanganan sampah:
Ø Penetapan kriteria dan standar
minimal penentuan lokasi penanganan
akhir sampah;
akhir sampah;
Ø penetapan lokasi pengolahan
akhir sampah;
Ø luas minimal lahan untuk
lokasi pengolahan akhir sampah;
Ø penetapan lahan penyangga.
G.
Kompos Alternatif Problem
Sampah
Sampah terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik
sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang
sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan bahaya pencemaran yang mungkin terjadi
dan menghasilkan keuntungan.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan.
Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan-bahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan Activator Kompos seperti Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak (tergantung luasan lahan).
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian.
H.
Dampak Positif dan Negatif
Sampah
1.
Dampak Positif Sampah
Menurut saya dampak positif dari sampah untuk lingkungan
adalah : jika sampah itu berjenis plastik bisa didaur ulang untuk dijadikan
hasil karya, contohnya dibuat pot bunga, alat rumah tangga dll. Sehingga untuk
lingkungan manusia dapat memberikan lapangan pekerjaan.
Gambar
1.4
Gambar diatas merupakan hasil karya dari sampah anorganik
yang telah diolah menjadi sauatu karya yang bermanfaat
Manfaat pengelolaan sampah
1. Penghematan sumber daya alam
2. Penghematan energi
3.
Penghematan
lahan TPA
4.
Lingkungan
asri (bersih, sehat, nyaman)
Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1.
Longsor
tumpukan sampah: Longsor sampah
2.
Sumber
penyakit
3.
Pencemaran
lingkunga dengan pengelolaan
2. Dampak Negatif Sampah
Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:
Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:
Gangguan
Kesehatan:Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi dan
dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus.
Menurunnya
kualitas lingkungan
Menurunnya
estetika lingkungan
Timbulan
sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah
untuk dipandang mata
Terhambatnya
pembangunan negara
Penipisan
ozon
Dengan menurunnya kualitas dan
estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau wisatawan enggan untuk
mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah
wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah
kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.
I. METODE
PEMBUANGAN SAMPAH
1.
Penimbunan
Darat
Pembuangan sampah pada penimbunan
darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode
paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg
ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah
situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi
tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg
tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai
masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya
Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas
methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan
gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah).
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern
diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat
atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan
kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak
penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk
mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin
berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
2. Pembakaran/pengkremasian sampah
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian
dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi bisa disebut
"Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan
abu. Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala
besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas.
Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis
sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian
adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.
Pengkremasian
biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena
fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah menjadi
energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste = EfW)
adalah terminologi untuk menjelaskan sampah yang dibakar dalam tungku dan
boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi
tidaklah selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang
keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan
dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran.
Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan
listrik
3. Metode Daur-ulang Sampah
Proses pengambilan barang yang masih
memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur
ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya
untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk
membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan
akan dijelaskan dibawah.
4. Pengolahan
kemabali secara fisik.
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol
bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa
dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan
sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan
adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET
, botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain
seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang
komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya
harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
5. Pengolahan biologi
v
Pengkomposan.
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas ,
bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal
dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi
pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah
menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau)
di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur
dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
v
Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung
dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan
panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak
atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi
adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan
pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan
di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah
sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa
dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan
sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.
Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk
mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara
karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan
listrik dan uap.
1.
Fenomena
Sampah dan Persoalannya
Sebuah pertanyaan dari judul diatas terkait fenomena
sampah dan persoalannya patut untuk dilontarkan, mengingat saat ini sampah
menjadi salah satu persoalan yang tak kunjung usai. Sampah yang tersebar dan
menjamur. Sampah seakan menjadi penghias nan indah bak pemandangan nan
menakjubkan. Bau bercampuraduk yang menyengat ibarat parfum, namun pastinya
sangat berdampak pada kesehatan, kebersihan dan lingkungan seperti tersumbatnya
saluran air, menggenangnya air dan persoalan lainnya. Tumpukan-tumpukan sampah
sudah menjadi pemandangan biasa.
Makassar, salah satunya. masalah sampah cukup banyak yang tidak
tertangani di daerah ini. Hampir dipastikan di sepanjang ruas jalan - jalan kecil
dipinggiran kota sampah meluber sehingga
bila musim penghujan tiba, sampah dan air sama-sama menggenangi wilayah warga. Padahal Dinas Kebersihan dan Pertamanan telah melakukan
tugas mereka rutin setiap harinya. Mulai dari pukul 04.00 - 06.00 Wib, mereka
sudah melaksanakan aktivitas untuk membersihkan dan mengangkut sampah-sampah
yang cukup banyak berserakan. Pukul 15.00 – 16.00 wib mereka angkut lagi
sampah-sampah dari tempat penampungan sampah untuk selanjutnya di bawa menuju
tempat Pembuangan Akhir (TPA).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang
tidak diinginkan setelah berakhirnya suatuproses. Sampah merupakan konsep
buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk
yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair,
atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama
gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan
manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga
dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Upaya yang dilakukan
pemerintah dalam usaha mengatasi masalah sampah yang saat ini mendapatkan
tanggapan pro dan kontra dari masyarakat adalah pemberian pajak lingkungan yang
dikenakan pada setiap produk industri yang akhirnya akan menjadi sampah.
Industri yang menghasilkan produk dengan kemasan, tentu akan memberikan sampah
berupa kemasan setelah dikonsumsi oleh konsumen. Industri diwajibkan membayar
biaya pengolahan sampah untuk setiap produk yang dihasilkan, untuk penanganan
sampah dari produk tersebut. Dana yang terhimpun harus dibayarkan pada
pemerintah selaku pengelola IPS untuk mengolah sampah kemasan yang dihasilkan.
Pajak lingkungan ini dikenal sebagai Polluters Pay Principle. Solusi yang
diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat memerlukan dukungan dan
komitmen pemerintah. Tanpa kedua hal tersebut, sistem penanganan sampah tidak
akan lagi berkesinambungan.
Tetapi dalam
pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi, pemerintah memiliki
keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan sampah. Namun di sisi lain,
masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat rendahnya kinerja
sistem penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak tertanganinya sampah
selama beberapa hari di Kota Bandung, tentu dapat dihitung berapa besar biaya
pengelolaan lingkungan yang harus dikeluarkan akibat pencemaran udara ( akibat
bau ) dan air lindi, berapa besar biaya pengobatan masyarakat karena penyakit
bawaan sampah ( municipal solid waste borne disease ), hingga menurunnya
tingkat produktifitas masyarakat akibat gangguan bau sampah.
B. Saran
Cara pengendalian
sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam
diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga
kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun
kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari
pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak
lingkungan akan terus merusak sumber daya.
Dengan segala
kerendahan hati saya sebagai penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu saya berharap mohon koreksi, saran
dan keritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dan makalah
selanjutnya. Dan mudah-mudahan hal ini dapat menjadi motifasi bagi kami untuk
terus-menerus melakukan perbaikkan dan pengembangan pada masa-masa yang akan
datang.
DAFTRA PUSTAKA
Hadiwijoto, S. 1983. Penanganan dan
Pemanfaatan Sampah. Penerbit Yayasan Idayu. Jakarta
Apriadji, Wied Harry.1994. Memproses sampah. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar