Rabu, 12 November 2014

Makalah Pengetahuan Lingkungan



http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSmifwQVaV3Lg2QSc5xpLAZ2TjonqOp0o3ci4SGmzLYHPr0Se9Xmwhttp://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ9FojfJPaC6pbCIh_jchdM5re5Mtu-JYQJ2-6OFYeCc9r0ZB-Ghttp://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ9FojfJPaC6pbCIh_jchdM5re5Mtu-JYQJ2-6OFYeCc9r0ZB-GMakalah Pengetahuan
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSmifwQVaV3Lg2QSc5xpLAZ2TjonqOp0o3ci4SGmzLYHPr0Se9XmwLingkungan
“Pencemaran sampah”

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSmifwQVaV3Lg2QSc5xpLAZ2TjonqOp0o3ci4SGmzLYHPr0Se9XmwOleh
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ9FojfJPaC6pbCIh_jchdM5re5Mtu-JYQJ2-6OFYeCc9r0ZB-GFAISAL HAKIM
D 51113032
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSmifwQVaV3Lg2QSc5xpLAZ2TjonqOp0o3ci4SGmzLYHPr0Se9Xmw 

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ9FojfJPaC6pbCIh_jchdM5re5Mtu-JYQJ2-6OFYeCc9r0ZB-G

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSmifwQVaV3Lg2QSc5xpLAZ2TjonqOp0o3ci4SGmzLYHPr0Se9Xmw
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSmifwQVaV3Lg2QSc5xpLAZ2TjonqOp0o3ci4SGmzLYHPr0Se9Xmw
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ9FojfJPaC6pbCIh_jchdM5re5Mtu-JYQJ2-6OFYeCc9r0ZB-GUNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNK GOWA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
TAHUN 2013 / 2014
ABSTRAK
Penulisan makalah ini merupakan hasil dari rangkuman beberapa materi pembahasan literatur, referensi, dan berbagai media informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sehingga diharapkan dapat menjadi suatu pengembangan yang lebih luas  mengenai  makalah dengan materi “Pencemaran Sampah” dipinggiran kota Makassar
            Makalah ini  adalah suatu penerapan dan pengaplikasian  pembelajaran yang akan dipahami dan di pelajari dalam kehidupan sehari-hari misalnya, dalam mata kuliah Pengetahuan Lingkungan dengan materi pembahasan Pencemaran Sampah, dimana  materinya mengenai beberapa aspek sampah dan pencemarannya.























KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kehadirat Allah Swt. senantiasa kita haturkan padanya, atas rahmat dan inayahnyalah berupa kesehatan, kesempatan, dan ilmu yang dilengkapi dengan iman dan takwa. Salawat dan taslim tak lupa pula kita kirimkan untuk junjungan kita nabiullah Sallallahu Alaihi Wasallam dengan rahmatan lil alaminnya pada seluruh ummat di pelosok dunia.
Rasa terima kasih kami pula terhadap para pembimbing yang bersedia membagi ilmu dan waktunya dalam memberikan pengajaran yang diawali motifasi terhadap makna dari materi Pengetahuan Lingkungan yang dibawakan. Saya selaku tunas bangsa yang masih hijau sekaligus  generasi penerus bangsa   berupaya semaksimal mungkin untuk lebih terampil dan kreatif sera inovatif dalam proses pembelajaran baik teori maupun praktikum yang dilaksanakn baik didalam maupun diluar kampus sehingga mampu menjadikan negara yang awalnya berkembang menjadi maju dengan kualitas ilmu yang dibarengi tekhnologi.
  Atas dasar itulah saya sebagai penulis menyelesaikan makalah ini “ Pencemaran Sampah Dipinggir Kota Makkasar. Dan semoga makalah ini mampu menjadikan awal semangat bagi para mahasiswa,  terkhususnya saya sendiri sebagai penulis.
Dengan terselesainya penyusunan makalah ini, masih terdapat kekurangan sebagaimana yang juga dijelaskan didalamnya. Oleh sebab itu, kritik dan saran masih diharapkan agar penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi dari sebelumnya.
WAssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gowa, 14 September 2013

                                                                                               penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………....…………................................
ABSTRAK..................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ………………..........................................................................................
DAFTAR ISI …………………………………………………………………....................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
LATAR BELAKANG ……………………………………………….................................................
RUMUSAN MASALAH……………………………………………..................................................
TUJUAN ....................................................................................................................................
MANFAAT .................................................................................................................................
 BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................
a.    Pengertian Sampah..................................................................................................
b.    Pengertian Pencemaran ..........................................................................................
c.    Dampak sampah bagi manusia dan lingkungan .....................................................
d.    Bahaya sampah bagi manusia dan lingkungan.......................................................
e.    Usaha pengendalian sampah..................................................................................
f.     Peran pemerintah dalam menangani sampah ........................................................
g.    Kompas alternatif problem sampah.........................................................................
h.    Dampak positif dan negatif sampah.........................................................................
i.      Metode pembuangan sampah.................................................................................
j.      Fenomena sampah dan persoalannya.....................................................................
BAB III  PENUTUP.....................................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................












BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi urusan besar bagi bangsa Indonesia terutama masyarakat Makassar dan sekitarnya. PR tersebut adalah faktor pembuangan limbah sampah yang tidak terkendali. Sampah telah menjadi faktor yang paling berbahaya saat ini. Manusia memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi berbagai ha l yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul berbagai bentuk ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca indera kita, yaitu berbagai jenis racun yang dibuat oleh masyarakat atau manusia sendiri.
Sampah diartikan sebagai benda yang sepele yang tidak dipakai, tidak diinginkan, dan dibuang yang berasal dari aktivitas dan tidak lainnya bersifat padat. Kita masih banyak beranggapan bahwa sampah ini merupakan barang sepele dan membuangnya sesuka hati kita di mana saja kita berada. Tidak jarang kita melihat pemakai jalan raya seenaknya saja membuang sampahnya di depan dagangannya tanpa merasa risih. Di pinggir jalan terlihat tumpukan sampah yang menyerupai gunung kecil berada terpencar-pencar, di pari-parit terlihat dipenuhi bermacam-macam sampah.
Dari kejadian ini sementara penulis baranggapan bahwa masyarakat masih belum menyadari bahwa sampah yang dibuang ini mempunyai dampak terhadap kesehatan masyarakat bahkan pencemaran pada lingkungan mereka.









B.   TUJUAN
Adapun tujuan ditulisnya makalah ini yaitu:
Dengan penulisan malakah ini, di harapkan penyusun yang sebagai ahli dalam hal ini dapat memahami dan mempresentasikan pemahamannya mengenai pencemaran sampah kepada pembaca atau masyarakat dan khusunya kepada para mahasiswa setingkat.
Setelah mempelajari malakah ini di harapkan dapat dipahami seluruh isi meterinya oleh pembaca dan terkhusus saya sendiri sebagai penulis dalam makalah ini.
1.    Meneliti apa yang dimaksud dengan sampah;
2.    Meneliti apa yang dimaksud dengan pencemaran;
3.    Meniliti apa saja bagian-bagian dari sampah;
4.    Meniliti bagaiamana dampak sampah bagi kehidupan manusia;
5.    Meniliti bagaiamana bahaya sampah plastik bagi kesehatan dan lingkungan;
6.    Meniliti bagaiamana cara mengtasi sampah;
C.   RUMUSAN MASALAH
Adapaun rumusan masalah pada penulisan makalah ini yaitu :
1. Apakah yang di maksud dengan sampah dan pencemaran ?
2. Apa saja bagian – bagian sampah?
3. Bagaimana dampak sampah bagi kehidupan?
4. Bagaimana bahaya sampah plastic bagi kesehatan dan lingkungan?
5. Bagaimana cara mengurangi sampah?
D.   MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca akan mengetahui dan mampu memahami bagaimana bahaya sampah terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”.
Jadi sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).
Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:
1.    Rumah tangga
2.    Kegiatan komersial pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, dan restoran
3.    Fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik, puskesmas
4.    Fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan
5.    Industri
6.    Hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, dan pantai.

Sampah pada pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian
a.    Sampah organik
sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.




 







Gambar 1.1
Dimana gambar diatas merupakan sisa makanan yang nantinya akan menjadi sampah Organik


 







Gambar 1.2
Gambar diatas merupakan sampah organik yang telah mengalami pembusukan dimana dampaknya memengaruhi pencemaran udara dan lingkungan

b.    Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng
            Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.


 








Gambar 1.3
Gambar diatas merupakan sampah Anorganik yang menumpuk sehingga menimbulkan pemandangan yang tidak enak dan bahkan dapat menyebabkan lingkungan tak sehat

B.   Pengertian pencemaran
Pencemaran adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi atau  komponen lain ke dalam air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja. Pencemaran juga dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.                 
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang salah satu contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.

C.   Dampak sampah Bagi Manusia dan Lingkungan
Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.

1.    Dampak bagi kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut: Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
2.    Dampak Terhadap Lingkungan Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
3.    Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.     Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas). Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

C. Bahaya Sampah Plastik  bagi Kesehatan masyarakat dan lingkungan
 Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan
Sampah adalah Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia diantaranya adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.
Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga.
Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Coba kita bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah kita? Setiap tahun, sekitar 500 milyar – 1 triliyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia.
Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya (coba kalikan dengan jumlah penduduk dikota kita masing-masing!) Lebih dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota besar.
Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya.
Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.



E.   Usaha Pengendalian Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah, justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan.
        Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume sampah yang akan diolah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya, lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai.
       Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan. Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator.

         Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai   dengan reduksi volume residu yang tersisa ( fly ash dan bottom ash ) dibandingkan dengan volume sampah semula.
Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat, dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan ke atmosfer harus dipertimbangkan. Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya kanker, sistem kekebalan, reproduksi, dan masalah pertumbuhan.

Global Anti-Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa insinerator juga merupakan sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat, yang mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran.
         Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas, maka paradigma penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk dibuang begitu saja harus diubah. Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.

F.    Peran Pemerintah Dalam Menangani Sampah
Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini memerlukan pergeseran pendekatan ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang pada gilirannya memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah.
Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah.

        Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat karena mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi :




Ø  Penetapan instrumen kebijakan :
v  Instrumen regulasi, penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang-undang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan.
v  instrumen ekonomik: penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan
Ø  Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (re-use), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace);
Ø  Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan;
Ø  Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah:
Ø  Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan
akhir sampah;
Ø  penetapan lokasi pengolahan akhir sampah;
Ø  luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah;
Ø  penetapan lahan penyangga.

G.   Kompos Alternatif Problem Sampah
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan keuntungan.

         Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan.
Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan-bahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan.


        Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan Activator Kompos seperti Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak (tergantung luasan lahan).

        Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.

         Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.

          Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian.




H.   Dampak Positif dan Negatif Sampah
1.    Dampak Positif Sampah
Menurut saya dampak positif dari sampah untuk lingkungan adalah : jika sampah itu berjenis plastik bisa didaur ulang untuk dijadikan hasil karya, contohnya dibuat pot bunga, alat rumah tangga dll. Sehingga untuk lingkungan manusia dapat memberikan lapangan pekerjaan.






Gambar 1.4
Gambar diatas merupakan hasil karya dari sampah anorganik yang telah diolah menjadi sauatu karya yang bermanfaat

Manfaat pengelolaan sampah
1.    Penghematan sumber daya alam
2.    Penghematan energi
3.    Penghematan lahan TPA
4.    Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1.      Longsor tumpukan sampah: Longsor sampah
2.      Sumber penyakit
3.      Pencemaran lingkunga dengan pengelolaan

2.    Dampak Negatif Sampah           
Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:
*      Gangguan Kesehatan:Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat               mendorong penularan infeksi dan dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus.
*      Menurunnya kualitas lingkungan
*      Menurunnya estetika lingkungan
*      Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata
*      Terhambatnya pembangunan negara
*      Penipisan ozon


Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.

I.      METODE PEMBUANGAN SAMPAH
1.    Penimbunan Darat
 Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah).
    Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
2.    Pembakaran/pengkremasian sampah
           Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi bisa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu. Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.
             Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan sampah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik

3.    Metode Daur-ulang Sampah
 Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
4.    Pengolahan kemabali secara fisik.
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
  Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

5.    Pengolahan biologi
v  Pengkomposan.
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
 Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
v  Pemulihan energi
  Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
1.      Fenomena Sampah dan Persoalannya

13595427811407862354HL | 30 January 2013 | 17:52 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_baca.gifDibaca: 710   http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/img_komen.gifKomentar: 0   http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_nilai.gif2








Sebuah pertanyaan dari judul diatas terkait fenomena sampah dan persoalannya patut untuk dilontarkan, mengingat saat ini sampah menjadi salah satu persoalan yang tak kunjung usai. Sampah yang tersebar dan menjamur. Sampah seakan menjadi penghias nan indah bak pemandangan nan menakjubkan. Bau bercampuraduk yang menyengat ibarat parfum, namun pastinya sangat berdampak pada kesehatan, kebersihan dan lingkungan seperti tersumbatnya saluran air, menggenangnya air dan persoalan lainnya. Tumpukan-tumpukan sampah sudah menjadi pemandangan biasa.
Makassar, salah satunya. masalah sampah cukup banyak yang tidak tertangani di daerah ini. Hampir dipastikan di sepanjang ruas jalan - jalan kecil dipinggiran kota sampah meluber sehingga bila musim penghujan tiba, sampah dan air sama-sama menggenangi wilayah warga. Padahal Dinas Kebersihan dan Pertamanan telah melakukan tugas mereka rutin setiap harinya. Mulai dari pukul 04.00 - 06.00 Wib, mereka sudah melaksanakan aktivitas untuk membersihkan dan mengangkut sampah-sampah yang cukup banyak berserakan. Pukul 15.00 – 16.00 wib mereka angkut lagi sampah-sampah dari tempat penampungan sampah untuk selanjutnya di bawa menuju tempat Pembuangan Akhir (TPA).








                             

 










BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatuproses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam usaha mengatasi masalah sampah yang saat ini mendapatkan tanggapan pro dan kontra dari masyarakat adalah pemberian pajak lingkungan yang dikenakan pada setiap produk industri yang akhirnya akan menjadi sampah. Industri yang menghasilkan produk dengan kemasan, tentu akan memberikan sampah berupa kemasan setelah dikonsumsi oleh konsumen. Industri diwajibkan membayar biaya pengolahan sampah untuk setiap produk yang dihasilkan, untuk penanganan sampah dari produk tersebut. Dana yang terhimpun harus dibayarkan pada pemerintah selaku pengelola IPS untuk mengolah sampah kemasan yang dihasilkan. Pajak lingkungan ini dikenal sebagai Polluters Pay Principle. Solusi yang diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat memerlukan dukungan dan komitmen pemerintah. Tanpa kedua hal tersebut, sistem penanganan sampah tidak akan lagi berkesinambungan.
Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi, pemerintah memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan sampah. Namun di sisi lain, masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat rendahnya kinerja sistem penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak tertanganinya sampah selama beberapa hari di Kota Bandung, tentu dapat dihitung berapa besar biaya pengelolaan lingkungan yang harus dikeluarkan akibat pencemaran udara ( akibat bau ) dan air lindi, berapa besar biaya pengobatan masyarakat karena penyakit bawaan sampah ( municipal solid waste borne disease ), hingga menurunnya tingkat produktifitas masyarakat akibat gangguan bau sampah.
B.   Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
Dengan segala kerendahan hati saya sebagai penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu saya berharap mohon koreksi, saran dan keritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya. Dan mudah-mudahan hal ini dapat menjadi motifasi bagi kami untuk terus-menerus melakukan perbaikkan dan pengembangan pada masa-masa yang akan datang.





DAFTRA PUSTAKA
Hadiwijoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Penerbit Yayasan Idayu. Jakarta
Anonim 2012.A.  https://www.google.co.id. Diakses tanggal 25 November 2012
        Anonim 2012.B. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah. Diakses tanggal 25 November 2012
             Anonim 2012.C. http://carapedia.com/pengertian_definisi_sampah. Diakses tanggal 25 November 2012.
            Anonim 2012.D. http://soerya.surabaya.go.id. Diakses tanggal 25 November 2012
                       Anonim 2012.E. http://insanutamasdit.wordpress.com. Diakses tanggal 25 November 2012
Apriadji, Wied Harry.1994. Memproses sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar